Skip to main content

Kenapa Saya Memilih Kerja di Start Up

"Udah kerja, Min?"
Alhamdulillah, udah.

"Jadi, sekarang berkarya di perusahaan mana?"
Errr, di start up tuh.

"Oh gitu... Ngurusin HR-nya pasti ya."
Errr, salah lagi. Di sini saya marketing-nya tuh. Hehe.

"WHAT?!"

Ini bukan kali pertama orang kaget ketika saya ceritakan bahwa sekarang saya kerja di start up dan sebagai orang marketing. Kalau dilihat dari pengalaman magang dan organisasi, pasti dapat ditebak bahwa saya seorang HR corporate (banget!). Ibu, Ayah, teman-teman saya semuanya orang HR. Ibaratnya kalau ditanya, "Punya kenalan orang HR, engga?"; Saya akan jawab, "Mau yang dari perusahaan apa?". Hidup dikelilingi mereka semua pun, membuat ilmu HR saya (terutama recruitment) jadi lumayan oke lah.
Tapi sedikit yang tahu bahwa dari luasnya dunia HR, saya sangat mencintai dunia learning & development. Terutama career development.

----------------------------------------------------------------------------------

Jauh sebelum saya wisuda, saya sudah mengirim lamaran ke berbagai perusahaan. I did a full time job as a job seeker. Di folder CV saya, ada lebih dari 20 customized CV yang saya kirimkan ke lebih dari 20 perusahaan. Tentu saja hanya untuk posisi HR; baik officer, intern, maupun MT. Beberapa gagal, beberapa tidak ada kabar, beberapa sudah dipanggil untuk tes dan wawancara, bahkan ada yang sudah sampai di-offering.

Tetapi tiba-tiba saya sampai pada titik di mana saya mempertanyakan diri saya sendiri, "Why do I feel like I don't really want it?" Seakan tiba-tiba saat wawancara saya merasa ragu, engga 100%, dan kalau engga diterima pun yaudah saya biasa aja. I feel like there's something still missing.

Luckily I learn about career development. I realized I am still in exploration stage. Graduate doesn't mean you don't have space and time to explore. Justru ini saat yang sangat tepat untuk explore berbagai macam hal karena udah gak dibatasi waktu kuliah. Talking about living life as a funemployed!

Berbekal keinginan untuk eksplorasi, maka saya nekat memperkenalkan diri ke sebuah start up (yang bahkan engga lagi buka lowongan!). I was invited for a casual chit chat and here I am now working as a full time in Youthmanual.

"So, what do you really want to explore by working in start up?"
BANYAK BANGET! Saya sangat menyadari bahwa banyak sekali hal yang engga sempat saya pelajari semasa kuliah.

Belajar Bisnis
Saya kuliah psikologi yang selama 4 tahun didoktrin untuk menolong sesama.
Saya anak AIESEC yang selama 4 tahun didoktrin untuk mengubah dunia (atau minimal ngurusin member deh).
Jujur, jiwa sosial menolong sesama saya jadi terasah banget. Sebaliknya malah jiwa bisnis saya yang jadi super tumpul. Rasanya tuh kalau udah ketemu dengan angka atau uang jadi malesss banget. Padahal nih kalau dipikir-pikir, ketika nantinya akan kerja di corporate pun, saya harus paham bisnisnya secara keseluruhan kan. Jadi saya memutuskan untuk mulai mengasah kemampuan bisnis saya di start up yang 'baru lahir'. Di mana saya benar-benar dilibatkan ke segala hal mulai dari concepting, planning, executing, evaluating, dan lain-lain.

Mempertajam Marketing/Selling Skill
Kemarin saat di Coaching Class-nya Kampus Update, salah satu speaker-nya memberitahu bahwa skill yang cukup krusial yang harus dimiliki anak muda saat ini adalah marketing/selling. Awalnya saya mikir, "Lah orang HR kaya saya mah engga akan nyentuh ranah itu." Tapi ternyata salah! Kalau kata career coach saya, bisa 'jualan' itu penting. Ya minimal 'jualan diri' kita sendiri lah ke orang lain deh. Ketika kita bisa mempromosikan, mem-branding, menjual sesuatu, maka akan banyak opportunity yang bisa kita dapatkan.
Saya nyesel banget engga belajar jualan sejak dini. Karena itulah, saya nekad belajar sekaligus kerja di start up sebagai orang marketing. Benar-benar mulai dari nol deh saking butanya saya di dunia marketing. Untung produknya kantor saya tuh 'Gue Banget', jadi yaa saat jualan pun bisa lebih menjiwai deh hehe.

Belajar Memahami Diri Saya Sendiri
Saya selalu memproklamirkan bahwa saya suka dengan dunia karier. Tapi lama kelamaan timbul banyak sekali pertanyaan untuk diri saya sendiri:
"Ini saya beneran suka dengan dunia karier atau hanya kesukaan sesaat?"
"Perkembangan karier individu itu luas banget. Saya sukanya ngurusin yang tahapan mana ya?"
JENG JENG! Akibat terusik oleh kedua pertanyaan itulah maka saya memutuskan bekerja di Youthmanual. Youthmanual adalah paltform persiapan kuliah dan karier khusus untuk anak muda. Di sini kita bercita-cita membantu anak muda mengenali dirinya dan merancang masa depannya, dimulai dari memilih jurusan kuliah yang sesuai dengan diri sendiri. Selengkapnya bisa dibaca di youthmanual.com. Saya menyadari dengan berada di sini, saya bisa eksplor dunia karier remaja dan membuktikan kepada diri sendiri mengenai sesuka apa sih saya dengan dunia karier?

----------------------------------------------------------------------------------

"How do you feel, Min?"

I must admit, I struggle A LOT in these past few months. Bohong kalau saya bilang saya engga capek. Capek banget! Saya benar-benar harus belajar banyak hal. Engga cuma bisnis dan marketing, tapi juga etika kerja, networking, koordinasi team, bahkan sesederhana balas email! Saya kira selama ini pengalaman magang dan organisasi saya sudah cukup membuat saya siap kerja. Tapi ternyata masih banyaaak banget yang harus saya mulai dari nol.
But, what doesn't kill me makes me stronger. Semakin saya tercemplung ke dunia ini, semakin saya suka dan penasaran dengan pendidikan karier. Beruntung saya selalu dibimbing langsung (baca: di-feedback setiap hari) oleh teman-teman kantor saya. Beruntung saya selalu diberi kesempatan untuk mencoba. 

To conclude, 
I believe this is a good start for my own career development.

J Jasmine - career development enthusiast


Doakan saya ya, gengs! 

Comments

Passerby's Favorites