Skip to main content

Posts

Showing posts from 2017

#MeToo: Cerita Therapist Saya

Saya ini orangnya suka banget pijat. Bahkan pijat yang levelnya mbok mbok gitu loh. Saking cintanya dipijat, saya selalu mengalokasikan biaya pijat setiap bulannya. Dulu saya biasa ke spa atau tempat pijat, tapi sekarang enggak lagi sejak ada Go Massage. Sungguh, inovasi Go Massage ini adalah penemuan terhebat abad 21 setelah internet sih. Saya bisa pijat super enak tanpa perlu keluar rumah sedikit pun. Seperti biasa, kemarin saya pesan Go Massage lagi. Tapi enggak seperti pijat-pijat sebelumnya, ada cerita menarik yang diceritakan therapist saya. "Kemarin teman saya ada yang ditodong pistol Mbak." "Hah?! Maksudnya ditodong pistol? Memang kenapa??" "Iya, Mbak dia diancam oleh customer." Kejadiannya di daerah perumahan di Depok 2 hari lalu. Siang itu Mbak X, yang merupakan teman dari therapist saya ini, mendapat order massage dari Mas Y. Tempatnya di sebuah ruko. Terlihat normal saja seperti ruangan tidur pada umumnya. Mbak X memijat

Puasa Media Sosial

Engga siap menghadapi kenyataan kalau harus puasa media sosial :( Saat nulis ini, saya lagi terjebak macet hampir 5 jam di jalanan antara Pekanbaru-Duri. Yesh, NO INTERNET CONNECTION AT ALL. So here I am writing my long postponed thought. Di tengah kemacetan tanpa internet ini saya merasa sedikit sakau. On-Off Airplane mode, berharap ada secercah sinyal. Buka instagram, buka twitter, buka facebook, buka path, buka line, buka whatsapp; berharap ada feeds baru yang muncul. Ternyata enggak ada samsek. Baiklah. Saya mulai merasa adiksi saya ke media sosial ini makin hari makin parah. Awalnya saya buka media sosial untuk membuat saya melepas stres. Cari meme lucu, lihat foto aesthetic, browsing berbagai hal tentang disney, dll. Tapi kok ya makin kesini, setelah buka media sosial rasanya saya makin stres. Banyak twitwar, hoax merajalela, hate-speech, nyinyir, and oh even seeing somebody happy posts envy me a lot. Surprisingly, bukan cuma saya yang ngerasa jenuh dengan medi

Kapan (Siap) Nikah?

Sebuah Pertanyaan Saat ini umur saya 23 tahun. Alhamdulillah, sudah lulus kuliah dan sudah punya penghasilan sendiri. Pasti sudah bisa ditebak dong apa pertanyaan orang sekitar pada umumnya? "Kapan nikah?" Yakin banget, saya bukan satu-satunya orang yang sering dapat pertanyaan seperti ini. Kamu yang baca tulisan ini pasti udah sering ditanya hal yang sama. Jawaban kamu apa? 'Mau S2 dulu'? 'Jodohnya belom ada.' 'Ngumpulin uang dulu.' dll, dsb, dst. Buat saya pribadi ini bukan pertanyaan yang mudah untuk dijawab. Growing up as a teenager in a broken home family, tanpa sadar membuat saya agak sulit untuk memulai hubungan romantis dengan seseorang. I have a lot of guy friends. Easy for me to make new friends. But when it comes to a romantic relationship, I could take months to finally say 'Ok, let's be a couple!'. Ini baru pacaran. Kebayang engga, kalau saya mulai memasuki fase 'jenjang berikutnya'? Kadang saya kepik

Limitless Campus: A Limitless Empowerment

Ketika akan lulus, ada satu hal yang paling saya takuti: engga bisa belajar lagi! Yaudah sih, Min. Ambil S2 aja. Gitu aja kok repot. Bukan, bukan belajar yang akademis gitu. Belajar yang ke arah pengembangan diri. Kalau saya perhatikan nih, rasa-rasanya acara seminar/workshop itu privilege-nya para mahasiswa semua. Anak baru lulus kaya saya jarang diperhatikan. Rasanya seperti dituntut: "Ya harusnya kamu udah bisa dong!". Padahal sejujurnya, saya merasa masih banyaaak sekali hal yang harus saya pelajari, untuk menjalani hidup di dunia orang dewasa beneran. Engga mau dibatasi status karyawan, saya secara rutin scrolling social media untuk cari workshop yang saya banget. Banyak yang bawa topik seru, tapi waktunya engga pas dengan jam karyawan. Sekalinya ada yang di weekend, topiknya kurang menarik buat saya. Sampai suatu hari saya menemukan kul-tweet dari idola saya, Rene Suhardono. Foto bareng idola! "Njir, bahasannya bener banget!"

Senandung Maaf (Ukulele Cover)

I love music. I like to pretend that I live in a music video. It gives me spirit to do anything. I got pretty wide range of favorite music too, from renaissance to EDM. The only genre I don't do is metal. Oh have I told you I love singing? So much, I at least do humming if I hear some music. I can sing some notes pretty well. But not that awesome, tho. I am familiar with few musical instruments, too. But just a newbie. I play for fun only. Lately, my brother and I obsessed to ukulele cover. Never know it's not that hard and yes, it is that fun! We made some song covers, and here's the first good enough one that I upload. ENJOY! https://www.youtube.com/watch?v=Q7F8xIQRUHc

Circle of Friends

"When you get older, your circle of friends would become smaller and smaller."  -Dad My dad told me this gazillion times whenever he did a once a year reunion with his college friends. And yes, it's a very small number of reunion attendees. I didn't even try to believe what my father told me. Hello, I am a kind of girl who easily blend in any groups. I could say, I got pretty much a lot of friends. And my plus point would be: I have a lot of energy, especially when it comes to a meet up. I said to myself, "I would do anything to meet up with as many friends I have. That's what friends are for!" Then reality hits me. I was young, I was naive. I forgot that I only got 24hours in a day. Now I struggle on juggling the balls of work, health, love, and fun. I got a very limited of time on balancing those balls. I need to manage them well. As for now, I put fun as the least priority. I could say, I only give fun 15% of my time in a week. Whic

Belajar Atur Uang Seperti Orang Dewasa

Postingan ini dibuat karena di malam minggu kemarin saya di-chat teman saya, Emil. "Min" "Apa" "Mana" "Mana apa" "Katanya lo mau cerita tentang financial planning" (terus saya read doang) LOL. Jadi minggu lalu saya ikutan kelas tentang Financial Planning yang diadakan Limitless Campus. (Saya akan buat postingan sendiri tentang Limitless Campus ini, tapi nanti. Sekarang kalau kepo, cek aja dulu instagram-nya Limitless Campus yang aesthetic di sini  @LimitlessCampus ). Kelas hari itu bahas tentang ' How to Find Your Financial Purpose ' dan dibawakan langsung oleh Mbak (atau Teteh?!) Ligwina Hananto. Saya excited banget! Udah sejak lama saya tahu nama Mbak Wina ini di dunia mengatur keuangan. Teman dekat saya sudah baca bukunya, mengamini seluruh tulisan Mbak Wina dan mencoba menerapkan si isi buku. Kapan lagi bisa dengar langsung ‘kuliah’ dari pakarnya? Teh Wina (kanan) orang pertama yang saya lihat ngomong

Memulai 2017

First post in 2017. Happy new year! Akhirnya 2016 selesai! Hahaha. Sebuah tahun yang kata 9gag, kalau bisa engga usah dibahas di sejarah deh. Terlalu banyak kejadian-kejadian yang membuat umat manusia speechless. But, my 2016 wasn't that bad, tho. Ada beberapa resolusi yang berhasil saya capai. Saya engga nulis resolusi awal tahun saya di blog ini, tapi ternyata saya pernah tulis review resolusi tengah tahun saya di  http://www.juliajasmine.com/2016/07/halo-juli-2016.html . Let's review some of them: Bachelor degree, hell yeah. Able to keep learning and developing myself and other people. Saya banyak belajar hal baru di setengah tahun ke belakang. Begitu pun dengan hobi mengajar saya. Semua masih bisa tersalurkan dengan baik. Saya bertemu banyak orang baru yang inspiratif dan satu pemikiran dengan saya. A job (that I love yet still constantly challenge me). Best part of it, I get paid for something I really love doing. Surrounded by best friends f