Skip to main content

Puasa Media Sosial

Engga siap menghadapi kenyataan kalau harus puasa media sosial :(

Saat nulis ini, saya lagi terjebak macet hampir 5 jam di jalanan antara Pekanbaru-Duri. Yesh, NO INTERNET CONNECTION AT ALL. So here I am writing my long postponed thought.

Di tengah kemacetan tanpa internet ini saya merasa sedikit sakau. On-Off Airplane mode, berharap ada secercah sinyal. Buka instagram, buka twitter, buka facebook, buka path, buka line, buka whatsapp; berharap ada feeds baru yang muncul. Ternyata enggak ada samsek. Baiklah.

Saya mulai merasa adiksi saya ke media sosial ini makin hari makin parah. Awalnya saya buka media sosial untuk membuat saya melepas stres. Cari meme lucu, lihat foto aesthetic, browsing berbagai hal tentang disney, dll. Tapi kok ya makin kesini, setelah buka media sosial rasanya saya makin stres. Banyak twitwar, hoax merajalela, hate-speech, nyinyir, and oh even seeing somebody happy posts envy me a lot.

Surprisingly, bukan cuma saya yang ngerasa jenuh dengan media sosial! 
Teman saya, Emil (@emiliats), adalah yang pertama saya notice. Ia memutuskan puasa selama sebulan penuh dari instagram. Ada juga Mas Ruby, dengan akunnya @captainruby, memutuskan untuk 'dimatikan' sampai entah kapan. Dan saya juga baru ngeh saat Gabby (@gabbypella), teman satu geng saya, cerita bahwa ia sudah hampir 2 bulan engga buka instagram. What?! Why?

Alasan ketiganya beragam.

"Gue merasa banyak banget postingan yang toxic, Min. Jadi gue putuskan untuk rehat sejenak, yaa semacam detox lah."
"Gue jenuh. Kalau gue post sesuatu rasanya sudah ketebak reaksi orang-orang terhadap postingan gue. Rasanya akun ini bukan diri gue lagi."
"Gue ngerasa makin jauh dengan orang-orang. Gue engga perlu tanya mereka lagi sibuk apa karena gue udah tahu apa yang baru aja mereka lakukan."

Lho. Ternyata bukan cuma saya ya yang merasa seperti ini?

Kemarin saya baca hasil penelitian teman saya, Nimas, tentang dampak instagram terhadap penggunanya. Seperti paparan pada penelitian sejenis, terbukti instagram membuat penggunanya membandingkan diri sendiri dengan orang lain. Tanpa sadar, kita jadi merasa engga enak terhadap diri kita sendiri, atau bahasa ilmiahnya, negative social comparison. Nah bahaya banget ternyata kalau kita sering merasa jelek terhadap diri sendiri karena bisa menimbulkan depresi. Lengkapnya, bisa colek @nimasrs yaa.

Pantesan saya makin stres kalau buka media sosial! Apalagi instagram! Apa saya puasa juga ya?
Saya hampir un-install aplikasi instagram saya, namun batal karena saya baru ingat bahwa saya adalah mimin-mimin akun instagram kantor. Ya kalo engga nge-post, engga perform dong :p

Akhirnya saya putuskan untuk puasa setengah aja layaknya anak SD belajar puasa. Selain karena saya seorang mimin, saya rasa saya malah makin sakau kalau tetiba engga ada media sosial. Saya mencoba untuk mulai dari unfollow (bahkan nge-block) akun-akun toxic. Iyah, saya nih hobi banget follow akun gossip, haters, atau selebgram drama. Tiap buka instagram, bisa satu jam sendiri saya habiskan untuk baca berita-berita nyinyir ini (and I'm wondering why my life is so depressing?!? Duh.)

Susah engga sih menahan diri dari kepo akun-akun kaya begini? 
Susah banget! Makanya saya memilih untuk nge-block aja. Tiap kali tergoda mau buka, saya mensugesti diri sendiri: 
"Ayo Mine kamu kuat. Ingat, kalau buka akun ini after effect-nya hanya makin nyinyir saja. Nirfaedah. Kesehatan mental > kenyinyiran sesaat."
Dan berhasil. Sampai saat ini sudah 3 minggu saya menjalani hidup tanpa kenyinyiran dan rasanya jadi lebih indah!

Anyway, kalian pasti penasaran apa yang terjadi dengan 3 teman lain yang benar-benar puasa penuh media sosial.

"Gue ngerasa lebih banyak baca! Bacaan bermutu pastinya ya. Waktu gue engga terbuang percuma."
"Percaya atau engga, gue jadi lebih produktif. Baik di kerjaan maupun waktu luang."
"Gue merasa hubungan gue dengan orang lain jadi lebih real dan intimate. Ketika gue tanya 'Apa kabar?' ke orang lain, yaa itu karena emang gue ingin tahu kabar lo. Bukan cuma basa basi."

Sounds nice yah?



Saat menulis ini, saya sedang di tengah kemacetan 5 jam Pekanbaru-Duri yang engga berujung. Saya memang jadi engga tahu apa yang teman-teman saya lakukan di luar sana. Tapi saya tahu cerita keponakan di sekolahnya, pengalaman Uwak saat masih aktif kerja, dan karaoke lagu 90an bareng teman baik saya. 
Dan yang paling penting, beberapa jam tanpa media sosial menghasilkan post ini!

Comments

  1. wah kak min aku pun pas uninstall 5 hari ig aja udah kerasa banget enaknya, kayak dr sisi personal aku lebih menghargai dan mensyukuri diri & sekitar, tapi yg real banget sih akhirnya aku bisa menyelesaikan semua bookmark artikel yg jumlahnya ratusan aku click di browser ����

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hell yeaaah!
      Truuuu. Kalo gue sejak menahan diri ga buka akun nyinyir, jadi bisa mulai baca lagi buku beneran dan meng-update diri dgn isu-isu lain di luar dunia instagram. And it feels nice.

      Delete
  2. Mine thank you for your "membuka mata dan pikiran post" when i comment this i already unistall my ig and only have chatting apps in my phone now, can't wait what will happening to me in next month or two months. keep inspiring and fabulous mine :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Engga tau lo bakal baca reply ini atau engga, tapi selamat berpuasa Nif! Semoga kembali fitrah! :D

      Delete
  3. Pada akhirnya poinnya adalah "nge-filter" temen. Baik di sosmed maupun di dunia nyata, too much exposure to a negative environment can be toxic! :)

    A funny story, gue pernah minta temen gue nge-unfollow IG gue karena gue ga nyaman sama komen-komennya. Vice versa dia ga nyaman sama post gue dan ngerasa harus ngomen yg ga enak. Akhirnya kita agree to disagree, dan memutuskan untuk jadi temen baik offline aja. :")

    ReplyDelete
    Replies
    1. Truuuuuu.
      Setelah dipikir-pikir, di dunia nyata pun gue juga mulai mengecilkan circle gue. Kenapa engga dari dulu juga ya gue terapkan hal yg sama di socmed?

      Wuttttt, ini kocak sih Ziv. Socmed yg harusnya memudahkan komunikasi malah jadinya susah komunikasi dari hati gini yaa.

      Delete
  4. Aku sudha notice post ini dari sejak tgl 21 kemarin dan lihat juga kak Iman Usman juga puasa 1 bulan, cuma baru keinget dan baru baca sekarang. Well, aku mengalami hal yang sama dan cukup parah. Bahkan sampai konten berita setiap hari serasa seperti perang media sosial yang pindah tempat saja.

    Saat ini, mungkin aku masih tahap mengurangi penggunaan sosial media, belum benar2 bisa melepas sosial media. Tapi saat ini lagi mencoba aplikasi-aplikasi yang mengharuskan aku stay focus and stay clear with any notification on my smartphone.

    So, I will try Full #PuasaMedSos soon :) Keep inspiring, thank you kak jasmine

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wuihhh banyak juga ya yg jenuh dgn socmed.
      Memang harus mulai dari filter pribadi sih. Kalo langsung stop kayanya aku juga bakal sakau Ti hahah.

      Good luck ya puasanyaaa!

      Delete
  5. bisa dicoba nih social media break..biar waktunya lebih produktif lagi dan sadar bahwa dunia ini nyata bukan maya

    ReplyDelete

Post a Comment

Passerby's Favorites